K
I
S
A
H
R
A
S
U
L
U
L
L
A
H
S
A
W
Kisah Nabi Muhammad SAW adalah sejarah satu-satunya yang pernah Allah ciptakan. Dunia tidak akan pernah melihat lagi kisah sejarah seperti yang pernah terjadi di zaman Nabi Muhammad SAW .
Kisah Nabi Muhammad SAW ini adalah kisah sejarah yang paling besar dan paling agung yang pernah terjadi.
Peradaban manusia berubah dengannya. Sejarah Rasulullah SAW sarat dengan berbagai rahasia dan perkara tersirat yang sedetik darinya pun cukup berharga untuk dinukil untuk menjadi bacaan dan panduan kepada umat Islam dan manusia seluruhnya.
Alangkah ruginya apabila kita sebagai umat Nabi Muhammad SAW tidak tau kehebatan perjuangan Rasulullah saw. Perjuangan Baginda SAW penuh hikmah untuk umat akhir zaman yang perlu direnungkan, diangkat dan disebarluaskan kepada umat yang mendamba kepemimpinan Nabi Muhammad SAW.
KISAH RASULULLAH ﷺ
Bagian 141.
*KISAH RASULULLAH ﷺ*
*Bagian 141* اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد *Shalat Kemenangan* Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bertamu ke rumah sepupunya Ummu Hani binti Abu Thalib. Di rumah itu...... Beliau mandi dan sholat kemenangan sebanyak 8 rokaat. Saat itu, dua orang musyrik cepat-cepat meminta perlindungan kepada Ummu Hani. Ali bin Abu Tholib berkeras ingin membunuh dua orang itu. Namun Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, _"Kami melindungi siapapun yang engkau lindungi, wahai Ummu Hani."_ Setelah itu beberapa penjahat besar yang paling keras memusuhi Islam diadili. Sebagian diampuni dan sebagian dihukum mati. Istri Ikrimah bin Abu Jahal menghadap Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dan meminta agar suaminya diampuni. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengabulkannya. Istri Ikrimahpun menjemput suaminya yang lari ke Yaman. Ikrimah kembali ke Mekah dan masuk Islam. Miqyas bin Subabah dihukum mati. Miqyas pernah masuk Islam, namun ia kemudian membunuh seorang Anshar dan kembali murtad setelah bergabung dengan orang-orang musyrik. Al Haris bin Nufail dihukum mati karena ia dulu sering kali menyiksa dan mengganggu Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam. Habbar bin Al Aswad diampuni. Ia dulu yang mengguncang sekedup unta Zainab, putri Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Zainab yang saat itu sedang hamil, jatuh dan keguguran. Setelah masuk Islam, Habbar menjadi seorang muslim yang taat. Melihat kemenangan kaum muslimin di mekkah... dan seolah Rasulullah sangat cinta dg mekkah.... Saat itu, muncullah kekhawatiran di kalangan orang Anshar. Salah seorang diantara mereka bertanya kepada saudara Ansharnya, Apakah menurut kalian Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam akan menetap di Mekkah setelah Allah memberi kemenangan? Orang-orang yang ditanya saling bertatapan sedih. Mereka sungguh tak ingin hal itu terjadi. Ketika itu, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sedang berdoa di Shafa sambil mengangkat kedua tangan. Begitu selesai, beliau segera menghampiri kerumunan Anshar dan bertanya, "Apa yang kalian bicarakan?" Tidak ada apa-apa, wahai Rasulullah. Kaum anshor berusaha menjaga perasaan Rasulullah. ...... Namun, karena kekhawatiran yang terus mebesar, akhirnya mereka menyampaikannya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Tentang apa yg menjadi kekhawatiran mereka.... Beliaupun bersabda, _"Aku berlindung kepada Allah. Tempat hidupku adalah tempat hidup kalian dan tempat matiku adalah tempat mati kalian."_ Allahuakbar....!!!! Jawaban tegas Rasulullah seperti hujan ditengah kemarau. ...... Orang2 yg bertaubat dan masuk islam ketika fathu mekkah, mempunyai semangat keimanan yg luar biasa. .. Nanti di kemudian hari...... Dalam Pertempuran Yarmuk, ketika tekanan pasukan Romawi semakin berat. Ikrimah berseru, _"Sungguh, aku telah lama memerangi Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pada masa yang lalu sebelum aku ditunjuki Allah masuk islam, apakah pantas aku lari dari musuh-musuh Allah hari ini?"_ Setelah berkata begitu, bersama sekelompok muslim yang telah bertekad syahid, Ikrimah terjun ke jantung pertempuran sampai gugur. *_Bersambung_*.Bagian 142.
*KISAH RASULULLAH ﷺ*
*Bagian 142* اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد *Ancaman Hawazin dan Tsaqif* Kini kaum Muhajirin sudah tenang. Mereka dapat kembali ke rumah mereka dan dapat berhubungan lagi dengan keluarga mereka di Mekkah yang sekarang telah memeluk islam. Hati semua orang sudah yakin bahwa islam telah meraih sebagian besar kemenangan. Namun. ...... Kebahagiaan dan kehangatan itu tidak berlangsung lama....... Setelah kurang lebih limabelas hari fathu mekah, tiba tiba tersiar berita yang membuyarkan semua harapan perdamaian. Ada kabar...... Kabilah Hawazin dan Tsaqif yang tinggal di pegunungan tidak jauh dari Mekkah sudah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kaum Muslimin. Pasukan Hawazin dipimpin oleh Malik bin Auf. Ia membawa serta semua harta, wanita, dan anak-anak. Seorang tua bijaksana yang sudah buta, Duraid bin Ash Shima bertanya, "Mengapa sampai harus membawa wanita, harta, dan anak-anak?" "Aku ingin setiap prajurit menjadi bersemangat karena tak ingin istri, anak, dan hartanya dirampas jika mereka kalah," jawab Malik bin Auf. "Wahai Malik, tidak pantas engkau membawa penduduk Hawazin ini ke tengah pasukan. Bawalah mereka pulang dan bertahanlah di tempat kita tinggal yang aman dan terlindung." "Setelah itu hadapilah orang-orang Muslim dengan pasukan inti. Jika engkau menang, keluarga dan hartamu tetap aman. Jika engkau kalah, setidaknya harta dan keluargamu tetap terlindung." Walaupun bermacam nasehat sdh di haturkan Duraid agar bani Hawazin tidak menyerang Mekkah....... Namun Malik tidak mau mendengar suara bijak ini. Ia bahkan mengusir Duraid dan berkata, "Aku tidak mau lagi nama Duraid bin Ash Shima disebut-sebut!" Tanggal 6 Syawal tahun 8 Hijriyah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam meninggalkan Mekah dengan 12 ribu pasukan termasuk 2 ribu orang Mekah yang sdh memeluk Islam. Menuju ke perkampungan Bani Hawazin... Ditengah perjalanan. ... Menjelang petang muncul seorang penunggang kuda ia melaporkan bahwa Hawazin membawa seluruh harta dan ternak mereka. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam tersenyum dan bersabda, "Itu adalah harta rampasan milik orang-orang muslim besok hari jika Allah menghendaki." Jumlah pasukan yang besar itu membuat sebagaian prajurit muslim berkata dengan bangga, "Kali ini kita tidak mungkin bisa dikalahkan." Kata mereka congkak. . _Sebuah pernyataan yang keliru dan mengakibatkan bencana yg luar biasa._ Ketika Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam mendengar gerakan musuh di Thaif, beliau mengirim mata-mata yaitu seorang sahabat bernama Abdullah Bin Abu Hadrod al Aslamy. Abdullah melakukan penyelidikan dan membenarkan persiapan musuh. Sebagai persiapan, Rosululloh Shallallahu Alaihi Wassallam meminjam 100 baju perang dan perangkat senjata kepada Sufyan bin Umayyah yang saat itu belum masuk Islam *Perang Hunain* Akhirnya. ..... Malam Rabu tanggal 10 Syawal pasukan muslim tiba di lembah Hunain. Namun diam-diam Malik bin Auf dan pasukannya sudah tiba lebih dulu disana. Malik menyusupkan pasukannya di tengah kegelapan malam. Ia menyebarkan mereka di setiap jalan masuk dan ceruk tersembunyi dan celah celah bukit. Seperti biasa. ... Dalam situasi perang.... Selepas sholat subuh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menyerahkan bendera dan membagi-bagikan tugas kepada setiap komandan. Setelah itu beliau memerintahkan agar pasukan muslim berangkat. Tapi......... Tiba-tiba saja di dalam keremangan subuh, serangan panah yang gencar dan serentak datang seperti hujan yg mengarah kepada pasukan muslim. Dgn tanpa diduga sebelumnya. .. Pasukan musuh membuka serangan dg tiba2...... Mereka menyerbu turun yg didahului oleh seorang laki-laki yang menunggang unta merah. Ia membawa Bendera Hitam di ujung tombak. Setiap kali menemui seorang muslim tombak itu dihantamkannya kuat-kuat. Akibatnya. ..... Maka tanpa terkendalikan lagi pasukan muslim lari kocar-kacir. Perasaan takut dan gentar begitu kuat menghantui perasaan sehingga mereka lari tanpa menghiraukan teman-temannya lagi. Abu Sufyan yang baru saja dikalahkan saat Fathu Makkah, tersenyum sambil berkata, "Mereka tidak berhenti lari sebelum sampai ke laut." Beberapa orang Mekah yang baru masuk Islam seperti Suaiba bin Usman berkata, "Sekarang aku dapat membalas Muhammad, dulu ia yang membunuh Ayahku pada perang Uhud." Kalada bin Hanbal berkata, "Sekarang sihir Muhammad sudah tidak mempan lagi." Rupanya keislaman mereka karena terpaksa. ... takut dibunuh oleh Rasulullah. . Dalam situasi kacau seperti itu..... Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam yang saat itu duduk di atas keledai putihnya menunjukkan ketabahan yang luar biasa. Ketika semua pengikutnya berlarian mundur, beliau tetap di tempat ditemani beberapa sahabatnya. Beliau memanggil-manggil orang yang berlarian. "Hai orang-orang, kamu mau kemana? Mau kemana? aku adalah Rasulullah! Aku adalah Muhammad bin Abdullah." Namun orang-orang tidak peduli, sebab yang mereka pikirkan hanya menyelamatkan diri sendiri. Saat itu Abu Sufyan memegang tali kekang keledai dari Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam dan Abbas memegangi pelananya agar keledai Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam itu tidak melarikan diri karena ketakutan. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam turun dari keledainya dan berdoa, "Ya Allah turunkanlah Pertolonganmu." *Seruan Abbas bin Abdul Muthallib* Saat pasukan kocar kacir lari menyelamatkan diri, Rasulullah berdoa.... Selesai berdoa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam memerintahkan pamannya, Abbas, untuk memanggil para prajurit. Abbas adalah laki-laki bersuara lantang. Ia menyeru, _"Manakah saudara-saudara Anshar yang telah memberi tempat dan pertolongan?"_ _"Manakah saudara-saudara Muhajirin yang telah berikrar di bawah pohon?"_ _"Kemarilah saudara-saudara. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam masih hidup!"_ Nanti nun pada kemudian hari Abbas menuturkan pengalamannya itu , _"Demi Allah seakan-akan perasaan mereka saat mendengar teriakanku ini seperti perasaan seekor anak sapi terhadap induk yg memanggilnya."_ Suara Abbas menggema berulang-ulang ke seluruh lembah. Terjadilah mukjizat Allah. Orang-orang Anshar yang diingatkan akan baiat Aqobah segera teringat pada sosok Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dan janji mereka untuk melindungi beliau. Mendengar nama Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, orang-orang Muhajirin teringat bahwa mereka telah berjuang begitu bersusah-payah bersama beliau. Kehormatan mereka tersentuh sehingga dengan penuh semangat orang-orang Muhajirin dan Anshar berseru dari segala penjuru, _"Labbaik! Labbaik! Kami datang! Kami datang!"_ *Kemenangan* Mendengar panggilan Abbas..... Seketika. ..... Sekelompok pasukan muslim berdatangan ke tempat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam berada dan bertempur dengan dahsyat. Namun Alangkah beratnya menahan serbuan musuh yang sudah di ambang kemenangan. Melihat para sahabatnya memberikan perlawanan sengit, dengan semangat yang makin melambung Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassallam bersabda, _"Sekarang pertempuran benar-benar berkobar. Allah tidak menyalahi janji kepada Rasul Nya"_ Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menyebarkan segenggam kerikil pada musuh sambil bersabda, _"Wajah-wajah buruk!"_ Tidak lama kemudian pasukan musuh terpukul berantakan. Mereka lari meninggalkan semua istri, anak, dan harta mereka. Terhitung ada...: ■ 70 musuh terbunuh. ■ Sebanyak 6.000 tawanan, ■ 22.000 unta, ■ 40.000 kambing dan ■ 4.000 uqiyah perak. semua harta diatas direbut kaum muslimin. Sebagai pemenang perang.... Allahuakbar....... Disatu sisi. ..... Pasukan muslim terus mengejar musuh sampai ke Autas. Di tempat ini Hawazin dihancurkan sama sekali. Duraid si buta juga terbunuh. Malik bin Auf lari ke dalam kotanya, Ta'if, dan berlindung disana. Dalam perang Hunain ini Abu Sufyan sedang memegang tali kekang kuda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Ketika pasukan muslim kocar-kacir Abu Sufyan bersiap untuk syahid dengan tangan kanan menangkis serangan lawan dan tangan kiri memegang tali kekang. Setelah pasukan muslim balik memukul, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menatap Abu Sufyan berlama-lama seraya berkata, "Oh saudaraku Abu Sufyan bin Harits..." Mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengatakan itu, Abu Sofyan menangis haru dan membasahi kaki Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam dengan air matanya. *_Bersambung_*.Bagian 143.
*KISAH RASULULLAH ﷺ*
*Bagian 143* اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد *Rasulullah bertemu Syaimah* Setelah menghancurkan pasukan musuh tak tersisa.... Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dan para sahabatnya meninggalkan kota Thaif. Di Ji'rona, mereka berhenti untuk membagikan harta rampasan dan para tawanan perang. Diantara para tawanan ada seorang wanita tua yang berkata kepada para sahabat, "apakah Kamu tahu bahwa aku masih saudara sesusuan dengan pemimpin kamu itu? Setengah tidak percaya mereka membawa wanita itu ke hadapan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Ternyata Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam segera mengenalinya walaupun sudah begitu lama tidak bertemu dengan wanita itu. Dia adalah Syaimah binti Al Harist, Putri sulung Halimah as-Sa'diyah, ibu susuan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Rasulullah segera menghamparkan jubahnya, dan mempersilahkan Syaimah duduk di situ. Rasulullah begitu menghormati kakak susuannya tersebut. ... Masyaa allah... Ketika rasulullah bertanya apakah Syaimah ingin tinggal bersama beliau, Namun Syaimah lebih memilih pulang kembali ke kabilahnya. Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pun membebaskan Syaimah. Setelah itu datanglah para Utusan dari Bani Hawazin. Mereka meminta agar Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam memulangkan harta, wanita, dan anak-anak yang tertawan. Mereka mengadu kepada Rasulullah. ... "Wahai Rasulullah, di antara para tawanan itu terdapat juga bibi-bibimu dari pihak ayah dan ibu-ibu yang dulu pernah memeliharamu." "Jika sekiranya kami menyusui Haris bin Abi Syimr atau Nu'man bin Al Mundzir, kemudian ia datang melihat keadaan kami seperti yang kami alami sekarang ini, tentu kami manfaatkan dan kami mintai belas kasihnya. Konon pula engkau yang sudah mendapat pemeliharaan yang terbaik...." *Mengembalikan Tawanan* Para utusan yg datang menghadap rasulullah, mengingatkan bahwa ketika kecil dulu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pernah dirawat di lingkungan mereka. Hati Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam yang penyayang amat terharu mendengarnya. Tahu berterima kasih dan mengingat budi orang lain sudah menjadi bawaan sifat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Maka dalam menjawab permintaan mereka, rasulullah memberikan pilihan..... Beliau pun bertanya, _"Anak-anak dan istri-istri kamu ataukah kamu yang lebih kamu sukai."_ Para utusan tersebut menjawab..... _"Rasulullah kami disuruh memilih antara dua pilihan .. harta dan sanak keluarga kami?"_ _"Mengembalikan istri istri dan anak-anak kami tentu lebih kami sukai._ Setelah itu. ........ Dihadapan pasukannya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengumumkan....... Bahwa beliau dan keluarganya melepaskan anak-anak dari kaum wanita Hawazin. Melihat itu, serentak para sahabat pun segera melepaskan para tawanan dengan berkata, "Apa yang ada pada kami, kami serahkan kepada Allah dan RasululNya." Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam akhirnya menaklukkan Tha'if dengan cara sederhana. Beliau menawarkan kepada Malik bin Auf pemimpin kabilah untuk masuk Islam dan seluruh keluarga serta hartanya akan dikembalikan, ditambah 100 ekor unta akhirnya pemimpin pasukan musuh di Perang Hunain itu memeluk Islam dan di ikuti oleh seluruh kaumnya. *Perang Thaif* Setelah Rasulullah menyelesaikan perang Hunain dan berikut pembagian ghanimah. Dan setelah selesai mengatasi masalah tawanan perang....... Saat itu turunlah Firman Allah "Dan ingatlah peperangan Hunain yaitu pada waktu kalian menjadi congkak karena banyaknya jumlah kalian, maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepada kalian sedikitpun, dan bumi yang luas itu terasa sempit oleh kalian, kemudian kalian lari ke belakang dengan bercerai-berai." "Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada RasulNya dan kepada orang-orang yang beriman, dan Allah menurunkan bala tentara yang kalian tiada melihatnya, dan Allah menimpakan bencana kepada orang-orang yang kafir. dan demikianlah pembalasan kepada orang-orang yang kafir." (Quran surat at-Taubah ayat 25-26) Masih ada lagi tugas berat yg harus dihadapi kaum muslimin. Orang2 Thaif belum tunduk...... Mereka bertahan dan melakukan perlawanan dari benteng mereka yg kokoh.... Maka. ... Pasukan muslim mengepung kota Thaif. Mereka kemudian menyerang dengan manjaniq _(Trebuchet)_ dan "thank" _(Siege weapon)_. Berbentuk seperti rumah kura-kura yang besar. Para prajurit maju dan dengan sengaja berlindung di bawahnya untuk mengebor dinding. Namun musuh yang cerdik menuangkan besi panas hingga "thank" itu terbakar. Pertempuran keras merebut benteng tidak berhasil. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam memakai cara lain. Beliau memerintahkan agar kebun kurma dan anggur Thaif yang terkenal itu dibakar dan ditebang. Namun, karena pihak musuh memohon agar beliau tidak melakukan itu. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallampun membatalkan perintahnya. Setelah musuh mulai merasa terpukul. .. Rasulullah juga berkata kepada musuh, _"Siapapun yang turun dari benteng dan datang ke sini maka dia bebas."_ Maka 20 orangpun turun dan bergabung dengan pasukan muslimin. Dari merekalah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengetahui bahwa musuh mempunyai persediaan makanan yang cukup untuk bertempur berbulan-bulan. Mengetahui kondisi kesiapan logistik musuh..... Karena itu beliau memutuskan untuk menarik mundur pasukannya. Salah seorang sahabat berkata, "Ya Rasulullah berdoalah bagi kemalangan orang-orang Bani Tsaqif di Thaif." Namun Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam yang bijak dan penyayang malah berdoa, "Ya Allah berikanlah petunjuk kepada penduduk Tsaqif dan berkahilah mereka." Karena pengepungan akan berlangsung lama, Naufal Bin Muawiyah memberi saran kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, _"Wahai Rasulullah mereka itu seperti serigala di dalam lubangnya. Apabila engkau terus menungguinya tentu akhirnya engkau dapat mengambilnya. Namun ia pun tidak seberapa berbahaya jika engkau tinggalkan.."_ *_Bersambung_*.Bagian 144.
*KISAH RASULULLAH ﷺ*
*Bagian 144* اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد *Pembagian Harta Rampasan* Pada akhirnya Thaif berhasil ditaklukkan oleh kaum muslimin. .... Kaum muslimin mendapatkan harta rampasan perang yg banyak lagi...... Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mendahulukan mereka yang baru masuk islam dalam pembagian harta rampasan perang. Hati mereka masih lemah dan perlu diikat lebih erat ke dalam Islam dengan cara yang cerdik dan bijaksana. 100 ekor unta diberikan kepada Abu Sufyan yang masih bertanya, "Bagaimana dengan anakku Yazid? Bagaimana pula dengan anakku Muawiyah?" Maka, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam memberikan kepada Yazid dan Muawiyah masing-masing 100 ekor unta. Demikianlah, begitu murah hatinya beliau, sampai orang-orang yang baru memeluk Islam itu mengerumuni beliau untuk meminta harta hingga Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam terdesak ke sebuah pohon dan mantelnya yang terlepas pun diambil orang. "Wahai saudara-saudara, kembalikan mantelku!" Sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. "Demi diriku yang ada di tanganNya. Andaikan aku memiliki semua tanaman di Tihamah, tentu aku akan memberikannya kepada kalian hingga kalian tidak menyebut aku sebagai orang yang kikir, takut, dan dusta." Kemudian beliau berdiri disamping unta milik beliau dengan sebelah tangan memegang punuk unta. Beliau mengangkat sebiji gandum dan bersabda, "Wahai semua orang, demi Allah aku tidak lagi menyisakan harta rampasan kalian, termasuk pula sebiji gandum ini kecuali seperlimanya, dan seperlimanya itupun sudah ku serahkan kepada kalian." Keputusan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam untuk memberikan sejumlah besar harta kepada yang baru memeluk Islam sangatlah tepat. Hal itu karena tidak semua orang memeluk Islam dengan akalnya. Banyak orang di dunia ini perlu ditarik kepada kebenaran dengan perut dan nafsunya. Setelah itu barulah beliau memanggil Zaid bin Tsabit yang akan diberi tugas utk membagi-bagikan sisa harta rampasan yg ada kepada para sahabat Muhajirin dan Anshar. Masing-masing orang dari pasukan muslim mendapat 4 ekor unta dan 40 domba. Sedangkan khusus bagi para penunggang kuda masing-masing mendapat 12 ekor unta dan 120 domba. Jumlahnya tentu tidak seberapa dibanding dengan yang lain. Kebijakan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam ini pun, mulanya tidak dipahami, sehingga ada segolongan sahabat yang kecewa dg pembagian ini. Kenapa mereka yg baru saja memeluk islam yg tadinya memusuhi Rasulullah justru mendapatkan harta yg begitu banyak. Sedangkan mereka yg membela rasulullah mati2an sejak awal2 islam justru mendapatkan harta yg tidak seberapa. .. Namun setelah Rasulullah menjelaskan semuanya, maka seluruh kaum muslimin menerima dg ikhlas. Dan Rasulullah mendoakan kebaikan utk mereka.... "Apakah kalian tidak suka.... mereka mendapatkan harta benda, sedangkan kalian membawa Rasulullah ke kampung kalian. ...?" "Kami ridho dg Allah dan RasulNya bersama kami..." jawab serentak para sahabat... Kemenangan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dan kaum muslimin bersumber dari ketakwaan. Inilah janji Allah untuk orang bertaqwa : 1. Hidup berkah 2. Furqonan atau mampu memisahkan baik dan buruk 3. Albusyro yaitu kegembiraan 4. Bersama Allah 5. Dicintai Allah 6. Yusra atau diberi kemudahan 7. Merajan atau diberikan keluar dari kesulitan 8. Tidak sulit rezeki 9. Mendapat ampunan Allah 10. Hasanah Khoiron yang mendapat kebaikan. *Orang-orang Anshar* Bagaimana dgn orang2 Anshar.....? Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam mendengar para sahabat Anshar berbisik-bisik tentang kebijakannya. Bukankah Ansharlah yang bertempur gigih sehingga mereka membalikkan keadaan menjadi kemenangan pada perang Hunain? Kemudian, mengapa orang lain yang justru melarikan diri dalam pertempuran yang menikmati hasilnya? Inilah Yg menjadi bahan perbincangan kaum Anshar. ....... "Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam telah bertemu dengan masyarakatnya sendiri," demikian kata mereka. Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam datang ke tempat Anshar berkumpul dan bertanya, "Saudara-saudara Anshar...... aku mendengar desas-desus bahwa ada perasaan kalian yang mengganjal terhadap aku." "Bukankah dulu aku datang, sementara kalian dalam keadaan sesat, atau Allah memberi petunjuk kepada kalian?" "Bukankah kalian dulu miskin, lalu Allah membuat kalian kaya, lalu juga menyatukan hati kalian?" *_Bersambung_*.Bagian 145.
*KISAH RASULULLAH ﷺ*
*Bagian 145* اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد *Pembagian Harta Rampasan* Pada akhirnya Thaif berhasil ditaklukkan oleh kaum muslimin. .... Kaum muslimin mendapatkan harta rampasan perang yg banyak lagi...... Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mendahulukan mereka yang baru masuk islam dalam pembagian harta rampasan perang. Hati mereka masih lemah dan perlu diikat lebih erat ke dalam Islam dengan cara yang cerdik dan bijaksana. 100 ekor unta diberikan kepada Abu Sufyan yang masih bertanya, "Bagaimana dengan anakku Yazid? Bagaimana pula dengan anakku Muawiyah?" Maka, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam memberikan kepada Yazid dan Muawiyah masing-masing 100 ekor unta. Demikianlah, begitu murah hatinya beliau, sampai orang-orang yang baru memeluk Islam itu mengerumuni beliau untuk meminta harta hingga Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam terdesak ke sebuah pohon dan mantelnya yang terlepas pun diambil orang. "Wahai saudara-saudara, kembalikan mantelku!" Sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. "Demi diriku yang ada di tanganNya. Andaikan aku memiliki semua tanaman di Tihamah, tentu aku akan memberikannya kepada kalian hingga kalian tidak menyebut aku sebagai orang yang kikir, takut, dan dusta." Kemudian beliau berdiri disamping unta milik beliau dengan sebelah tangan memegang punuk unta. Beliau mengangkat sebiji gandum dan bersabda, "Wahai semua orang, demi Allah aku tidak lagi menyisakan harta rampasan kalian, termasuk pula sebiji gandum ini kecuali seperlimanya, dan seperlimanya itupun sudah ku serahkan kepada kalian." Keputusan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam untuk memberikan sejumlah besar harta kepada yang baru memeluk Islam sangatlah tepat. Hal itu karena tidak semua orang memeluk Islam dengan akalnya. Banyak orang di dunia ini perlu ditarik kepada kebenaran dengan perut dan nafsunya. Setelah itu barulah beliau memanggil Zaid bin Tsabit yang akan diberi tugas utk membagi-bagikan sisa harta rampasan yg ada kepada para sahabat Muhajirin dan Anshar. Masing-masing orang dari pasukan muslim mendapat 4 ekor unta dan 40 domba. Sedangkan khusus bagi para penunggang kuda masing-masing mendapat 12 ekor unta dan 120 domba. Jumlahnya tentu tidak seberapa dibanding dengan yang lain. Kebijakan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam ini pun, mulanya tidak dipahami, sehingga ada segolongan sahabat yang kecewa dg pembagian ini. Kenapa mereka yg baru saja memeluk islam yg tadinya memusuhi Rasulullah justru mendapatkan harta yg begitu banyak. Sedangkan mereka yg membela rasulullah mati2an sejak awal2 islam justru mendapatkan harta yg tidak seberapa. .. Namun setelah Rasulullah menjelaskan semuanya, maka seluruh kaum muslimin menerima dg ikhlas. Dan Rasulullah mendoakan kebaikan utk mereka.... "Apakah kalian tidak suka.... mereka mendapatkan harta benda, sedangkan kalian membawa Rasulullah ke kampung kalian. ...?" "Kami ridho dg Allah dan RasulNya bersama kami..." jawab serentak para sahabat... Kemenangan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dan kaum muslimin bersumber dari ketakwaan. Inilah janji Allah untuk orang bertaqwa : 1. Hidup berkah 2. Furqonan atau mampu memisahkan baik dan buruk 3. Albusyro yaitu kegembiraan 4. Bersama Allah 5. Dicintai Allah 6. Yusra atau diberi kemudahan 7. Merajan atau diberikan keluar dari kesulitan 8. Tidak sulit rezeki 9. Mendapat ampunan Allah 10. Hasanah Khoiron yang mendapat kebaikan. *Orang-orang Anshar* Bagaimana dgn orang2 Anshar.....? Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam mendengar para sahabat Anshar berbisik-bisik tentang kebijakannya. Bukankah Ansharlah yang bertempur gigih sehingga mereka membalikkan keadaan menjadi kemenangan pada perang Hunain? Kemudian, mengapa orang lain yang justru melarikan diri dalam pertempuran yang menikmati hasilnya? Inilah Yg menjadi bahan perbincangan kaum Anshar. ....... "Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam telah bertemu dengan masyarakatnya sendiri," demikian kata mereka. Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam datang ke tempat Anshar berkumpul dan bertanya, "Saudara-saudara Anshar...... aku mendengar desas-desus bahwa ada perasaan kalian yang mengganjal terhadap aku." "Bukankah dulu aku datang, sementara kalian dalam keadaan sesat, atau Allah memberi petunjuk kepada kalian?" "Bukankah kalian dulu miskin, lalu Allah membuat kalian kaya, lalu juga menyatukan hati kalian?" *_Bersambung_*.Bagian 146.
*KISAH RASULULLAH ﷺ*
*Bagian 146* اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد *Zainab Wafat dan kesedihan Rasulullah* Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam teringat betapa lembutnya Zainab dan betapa indah kesetiaannya kepada suaminya Abul Ash bin Ar-Rabi'. Hati Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sedih sekali. Namun dalam keadaan sedihpun Rasulullah tidak pernah lupa dengan kebiasaan beliau selalu pergi ke pelosok-pelosok sampai ke ujung kota. Beliau tengok orang yang sakit dan beliau hibur orang yang menderita. *Umamah Putri Zaenab* Diriwayatkan oleh Abu Daud dari Abu Qotadah ketika kami sedang menunggu Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pada waktu Dhuhur dan Ashar, keluarlah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersama Umamah di atas bahunya. Kemudian kami sholat di belakangnya jika Rasul sujud Umamah dilepaskan dan jika bangkit dari sujudnya Umama dipangku, sedang waktu kepalanya diangkat dari sujud, Umama diambil lagi. Akhirnya....... Allah pun menurunkan rahmat dan kasih sayang untuk menghibur hati Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam yang sedang berduka. Kemudian lahirlah putra Rasulullah Shalallahu Wassalam dari rahim Mariah seorang wanita Mesir yang dihadiahkan Mauqauqis kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Saat itu usia Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sudah lewat 60 tahun. Alangkah bahagianya hati beliau, putra laki-laki itu beliau beri nama Ibrahim. *Kelahiran Ibrahim* Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam memberi sedekah uang untuk setiap helai rambut Ibrahim kepada para fakir miskin. Seorang wanita bernama Ummu Saif diangkat menjadi ibu susu Ibrahim. Kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menyediakan pula 7 ekor kambing yang setiap hari diperah susunya untuk keperluan Ibrahim pula. Hampir setiap hari Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengunjungi Ibrahim. Beliau sangat senang melihat Ibrahim tumbuh sehat. Senyum bayi itu seperti cahaya pelita yang menghangatkan hati Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Suatu hari dengan penuh perasaan gembira Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menggendong Ibrahim. dan memanggil Bunda Aisyah. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bertanya "Bukankah besar sekali persamaan Ibrahim dengan diriku?" Namun Bunda Aisyah tidak mengiyakannya, demikian pula dengan istri-istri Rasulullah Shallallahu AlaihiWasallam yang lain. Bunda Aisyah dan istri-istri Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam sangat cemburu bercampur sedih karena tidak bisa memberi beliau seorang keturunan. Padahal mereka sangat menyayangi beliau. Karena itu, begitu melihat kegembiraan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menggendong Ibrahim, mereka menunjukkan wajah tidak suka. Apa yang terjadi pada istri-istri Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sangatlah wajar karena pada zaman itu belum pernah kaum wanita diperlakukan sedemikian baik. Begitu sayangnya mereka kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam sampai-sampai mereka menganggap beliau lebih menyayangi istri yang satu dibandingkan yang lain. Pertentangan Ini akhirnya meresahkan hati Rasulullah Shalallahu Alaihissalam Wassalam. Akhirnya Beliau memisahkan diri dari para istrinya. Dan Rasulullah berdiam diri menyendiri dalam bilik khusus Rasulullah dan para istrinya Karena sudah lebih dari sebulan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam hidup menyendiri, kaum muslimin menjadi gelisah. Mereka takut kalau ternyata Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menceraikan istri-istrinya. Umar Bin Khattab datang menengok Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam di tempat pengasingannya. Umar menangis melihat punggung Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam yang berbekas tikar kasar. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menghibur sahabatnya itu dengan mengatakan bahwa kehidupan akhirat jauh lebih berharga daripada harta seluruh bumi beserta isinya. Setelah itu giliran Umar yang menghibur beliau. Umar terus bicara dengan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam sampai beliau merasa terhibur dan tertawa. Kemudian, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menjelaskan kepada kaum muslimin bahwa beliau tidak menceraikan istri istri beliau. Kemudian turunlah firman Allah yang menegur istri-istri Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam. Kalau saja Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam sampai menceraikan mereka, karena mereka sudah begitu menyusahkan, niscaya Allah akan menggantikan mereka dengan wanita-wanita lain yang lebih baik. Akhirnya para ibu kaum muslimin itupun sadar dan hidup rukun seperti sedia kala. Tidak ada laki-laki yang memperlakukan istri-istrinya sebaik Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam. Beliau senang bergurau dan senang melihat mereka bergurau. Dari hadis riwayat Bukhari, dari Aisyah berkata, _"Saya pernah melumurkan adonan tepung ke wajah Saudah dan ia pun membalas melumurkan adonan tepung di wajah saya sehingga membuat Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam tertawa."_ _*Bersambung*_.Bagian 147.
*KISAH RASULULLAH ﷺ*
*Bagian 147* اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد *Perang Tabuk* Setelah bertempur dengan kaum muslimin di perang Mu'tah, Kaisar Romawi tahu bahwa seluruh penduduk Jazirah Arab sudah sangat terpesona dengan kaum muslimin. Buktinya akhir-akhir ini semakin banyak kabilah Arab yang memeluk Islam. "Jika ini dibiarkan, pengaruh Romawi di wilayah-wilayah Arab yang ku kuasai akan hancur," demikian piker Kaisar Romawi. "Tidak ada jalan lain selain menghancurkan agama baru itu sampai ke akarnya." Maka orang Romawi segera menyiapkan sebuah pasukan sebanyak 40.000 orang. Termasuk di dalamnya adalah kabilah-kabilah Arab yang menganut agama Nasrani. Mereka berniat akan memusnahkan tentara muslim dengan membuat orang lupa akan pengunduran diri tentara muslim yang sangat cerdik pada perang Mu'tah. Pasukan muslim akan ditumpas tanpa ampun tanpa sisa. Mendengar berita ini, Keadaan di Madinah pun menjadi genting. Orang-orang munafik memperparahnya dengan menyebarkan desas desus tentang kedatangan pasukan Romawi. Begitu gawatnya keadaan sampai-sampai ketika orang Anshar mengetuk pintu rumahnya, Umar Bin Khattab keluar sambil bertanya, "Apakah orang-orang Romawi sudah tiba?" Masyaa Allah....... Situasi tambah mengkhawatirkan karena saat itu adalah musim panas menjelang musim gugur yang dikenal sebagai musim maut yang sangat mencekam di padang pasir. Panas telah mencapai derajat tertinggi. Yang panasnya seolah bisa mendidihkan kepala seseorang. Semua orang lebih suka berdiam diri di rumah atau di kebun daripada bepergian sehingga jalan-jalan di Madinah tampak lebih sepi daripada hari-hari biasanya. Namun tidak ada jalan lain bagi Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam selain menggumumkan keberangkatan perang. Beliau memberitahu kabilah-kabilah yang telah memeluk Islam agar bersiap dengan pasukan sebesar mungkin. Keputusan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam ini sangat cermat dan bijaksana sebab jika beliau menunggu musim panas berlalu orang Romawi akan masuk lebih jauh ke dalam wilayah Islam. Namun masalah belum selesai sampai disitu..... Ketika itu buah-buahan sudah mulai masak dan siap dipanen. Apabila ditinggalkan maka siapa yg akan memanen buah2an dan kurma yg siap panen itu. Pastilah akan busuk diatas pohonnya....... Belum lagi perjalanan jauh di bawah panas matahari yang luar biasa ke perbatasan Romawi akan merupakan perjalanan yang sangat sulit. Apalagi Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam juga mengharapkan bahwa setiap orang memberikan hartanya untuk pasukan yang memerlukan biaya besar. Maka ketika seruan jihad berkumandang, bagaimanakah sikap kaum muslimin? Ketika mendengar ada bahaya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam selalu berusaha untuk menyerang lebih dahulu. Menyerang punya beberapa kelebihan yaitu: leluasa menentukan sasaran, dapat menarik mundur pasukan jika situasi tidak menguntungkan, prajurit penyerang biasanya lebih siap dan lebih bersemangat dibandingkan dengan prajurit yang bertahan. *Persiapan Rasulullah* Begitu sulit dan beratnya perjalanan yang akan ditempuh kaum muslimin, membuat sikap orang terbagi dua golongan: kaum munafik yang menolak pergi dan kaum beriman yang menyambut seruan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam tanpa ragu lagi. Para sahabat yang berharta bahkan berlomba-lomba untuk bersedekah. Utsman bin Affan yang sebelum itu telah menyiapkan kafilah ke Syam sebanyak 200 ekor unta lengkap dengan barang dagangan ditambah uang 200 uqiyah, memberikan 100 ekor unta beserta seluruh barang yang diangkutnya. Jumlah itu masih ditambah dengan uang seribu dinar yang diletakkan dalam bilik Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Beliau menerimanya dan bersabda, "Tidak ada yang membahayakan Utsman karena apa yang dilakukannya setelah hari ini." Akan tetapi Usman tidak berhenti sampai disitu. Ia mengeluarkan sedekah lagi, lagi, dan lagi sampai seluruhnya berjumlah 900 ekor unta, 100 kuda dan sejumlah besar uang tunai. Abdurrahman bin Auf pun tak mau ketinggalan, beliau datang menyerahkan 200 uqiyah perak. Namun untuk diketahui, sebenarnya Abu Bakar adalah orang yang pertama menyerahkan sedekahnya ke tangan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Abu Bakar menyerahkan seluruh harta yang dimilikinya sejumlah 4.000 dirham. _"Wahai Abu Bakar, apa yang engkau tinggalkan untuk keluargamu?"_ tanya Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam. _"Aku tinggalkan bagi mereka Allah dan Rasul-Nya,"_ demikian jawab Abu Bakar. Umar bin Khattab yang melihat hal itu dan hendak menyerahkan separuh hartanya, berkata, _“Aku tidak akan bisa mengalahkan Abu Bakar dalam perlombaan kebaikan untuk selama-lamanya.”_ Orang-orang berdatangan menyerahkan apa saja yang mereka miliki, banyak atau sedikit. Ada yang menyerahkan 70 wasaq kurma atau hanya satu atau dua mud kurma karena hanya itu saja yang mereka miliki. Kaum wanita berbondong-bondong menyerahkan perhiasan mereka, tidak ada satupun orang beriman yang merasa sayang pada hartanya demi perjuangan di jalan Allah. Bahkan orang-orang yang paling miskin pun berdatangan bukan untuk menyerahkan sesuatu namun minta agar disertakan dalam pasukan. Dengan terharu, Rasulullah ﷺ terpaksa menolak mereka dengan bersabda, _“Aku sudah tidak punya lagi kendaraan untuk kalian.”_ Maka orang-orang itu pun pulang sambil menangis. Jadi nyatalah bawa harta benda itu perlu. Perlu sangat. Orang Islam harus berupaya menjadi kaya raya karena dengan kekayaan itulah dia akan mempertinggi kemuliaan budi, budaya, dan agamanya. Namun harta benda itu adalah alat dan bukan tujuan. Tujuan sebenarnya ialah ingat pada Allah menuju Ridha Allah dan menegakkan jalan Allah, Sabilillah. _*Bersambung*_.Bagian 148.
*KISAH RASULULLAH ﷺ*
*Bagian 148* اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد *Orang-orang Munafik* Sementara orang-orang Mukmin dari berbagai kabilah berdatangan untuk bergabung bersama sambil berlomba membawa sedekah ke Madinah, orang-orang munafik malah berbisik-bisik. Mereka mencari-cari alasan untuk tidak ikut di antara sesama mereka, terdengarlah cemoohan kepada ajakan Rasulullah ﷺ. “Jangan kalian berangkat dalam keadaan udara panas ini,” demikian ajak mereka kepada yang lain. Tentang perkataan ini turunlah firman Allah : وَمِنْهُمْ مَّنْ يَقُولُ ائْذَنْ لِّى وَلَا تَفْتِنِّىٓ ۚ أَلَا فِى الْفِتْنَةِ سَقَطُوا ۗ وَإِنَّ جَهَنَّمَ لَمُحِيطَةٌۢ بِالْكٰفِرِينَ "Dan di antara mereka ada orang yang berkata, Berilah aku izin (tidak pergi berperang) dan janganlah engkau (Muhammad) menjadikan aku terjerumus ke dalam fitnah. Ketahuilah, bahwa mereka telah terjerumus ke dalam fitnah. Dan sungguh, Jahanam meliputi orang-orang yang kafir." (QS. At-Taubah 9: Ayat 49) فَرِحَ الْمُخَلَّفُونَ بِمَقْعَدِهِمْ خِلٰفَ رَسُولِ اللَّهِ وَكَرِهُوٓا أَنْ يُجٰهِدُوا بِأَمْوٰلِهِمْ وَأَنْفُسِهِمْ فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَقَالُوا لَا تَنْفِرُوا فِى الْحَرِّ ۗ قُلْ نَارُ جَهَنَّمَ أَشَدُّ حَرًّا ۚ لَّوْ كَانُوا يَفْقَهُونَ "Orang-orang yang ditinggalkan (tidak ikut berperang), merasa gembira dengan duduk-duduk diam sepeninggal Rasulullah. Mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah dan mereka berkata, Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini. Katakanlah (Muhammad), Api neraka Jahanam lebih panas, jika mereka mengetahui." (QS. At-Taubah 9: Ayat 81) فَلْيَضْحَكُوا قَلِيلًا وَلْيَبْكُوا كَثِيرًا جَزَآءًۢ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ "Maka, biarkanlah mereka tertawa sedikit dan menangis yang banyak, sebagai balasan terhadap apa yang selalu mereka perbuat." (QS. At-Taubah 9: Ayat 82) Abdullah bin Ubay bin Salul ketika itu berkemah di sebuah tempat bersama sekelompok pengikutnya. Mereka menolak berangkat bersama Rasulullah ke medan perang. Orang-orang yang hatinya terpendam kebencian terhadap Islam mengambil kesempatan ini. Mereka menghasut banyak orang, menghalang-halangi dan menanamkan rasa enggan mereka untuk pergi. Banyak orang yang telah munafik semakin menjadi lebih munafik. Mereka berkumpul di rumah Sulaim, orang Yahudi. Jika dibiarkan orang-orang ini pasti akan merajalela menebar kerusakan. Karena itulah Rasulullah mengutus Thalhah bin Ubaidillah untuk membubarkan mereka. Thalhah datang dan membakar rumah Sulaim. Orang-orang di dalam rumah kalang kabut melarikan diri, salah seorang patah kakinya karena terjatuh. Sementara itu yang lain memaksa menerobos api dan melarikan diri ke sana kemari. Tindakan keras Rasulullah itu berhasil mencegah mereka untuk tidak lagi mengulangi perbuatan semacam itu. Kemudian pasukan muslim berangkat. Rasulullah memimpin 30.000 orang ke perbatasan Romawi nun jauh di utara. Namun masih ada yang tertinggal. Padahal mereka adalah orang-orang yang tidak diragukan lagi keislamannya. Siapa dan mengapa? Orang-orang munafik menghindar dari satu bahaya pertempuran, tetapi akan menanggung kehinaan akibat tindakan pengecutnya. Mereka tidak punya Iffah. _Iffah adalah kemampuan menahan diri. Gunanya untuk mengekang diri jangan sampai suka menempuh kepuasan sesaat yang akhirnya akan membawa kemelaratan._ *Abu Khaitsamah* Ketika pasukan berangkat, kaum wanita dan anak-anak melepas mereka dengan penuh semangat. Bahkan banyak yang naik ke loteng agar dapat melihat dengan lebih leluasa. Debu halus mengepul ke udara disertai ringkikan kuda. Inilah pasukan dahsyat yang siap menembus padang pasir dengan tidak lagi mempedulikan udara panas, rasa haus dan lapar. Semua itu demi mendapat kecintaan Allah dan Rasulullah. Namun beberapa orang belum tergerak hatinya untuk ikut padahal mereka bukanlah kaum munafik. Di antaranya adalah Abu Khaitsamah, Kaab bin Malik, Murarah bin Ar Rabi, Hilal bin Umayyah. Setelah Rasulullah dan pasukannya telah berjalan beberapa hari. Abu Khaitsamah tiba di rumah. Hari itu benar-benar sangat panas sampai hampir tak tertahankan. Kedua istri Abu Khaitsamah bangkit dan menyambutnya dengan penuh cinta. Abu Khaitsamah berbaring di atas alas empuk yang telah disediakan istri-istrinya. Tenda yang sudah terbuka membuat angin mengalir masuk segar, apalagi tidak lama kemudian kedua istrinya itu masuk sambil membawa apa yang dia inginkan. Yang satu kendi sejuk yang telah ditaruh lama di tempat teduh, yang lain adalah makanan segar untuk memuaskan perut yang lapar. Namun begitu merasakan semua kenikmatan ini pikiran Abu Khaitsamah melayang kepada Rasulullah dan pasukannya. Ia berkata dalam hati, “Rasulullah sekarang tengah terpanggang terik matahari dan diterpa angin panas, sedangkan Abu Khaitsamah bersantai-santai di kemah yang sejuk, menikmati makanan yang tersedia dan bersenang ria ditemani para wanita cantik ini? Ini benar-benar tidak pantas dan tidak adil!” Seketika itu Abu Khaitsamah bangkit dan berkata kepada kedua istrinya, “Demi Allah, aku tidak akan masuk ke tenda kalian sebelum aku menyusul Rasulullah. Tolong siapkan perbekalanku, aku akan pergi mengejar beliau.” Ketika Rasulullah tiba di daerah Tabuk, seseorang berkata, “Ada pengendara datang!” “Ia adalah Abu Khaitsamah,” Sabda Rasulullah. Abu Khaitsamah menemui Rasulullah, beliau memaafkan dan mendoakan Abu Khaitsamah. Untuk menghindarkan bahaya yang sangat besar, seseorang harus menghindarkan kenikmatan yang sebentar saja, itulah gunanya iffah dan untuk mencapai kepuasan besar serta abadi, seseorang perlu teguh, tahan menyebrangi kesakitan dan penderitaan yang sebentar. Itulah gunanya syajaah atau keberanian. Abu Khaitsamah adalah contoh orang yang memiliki dua hal ini. Iffah dan syajaah tidak bisa dipisahkan seperti dua sayap burung. *_Bersambung_*.Bagian 149.
*KISAH RASULULLAH ﷺ*
*Bagian 149* اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد *Perjalanan Pasukan Usro* Pasukan ini dinamakan pasukan Usro artinya pasukan yang berangkat dalam keadaan penuh kesulitan. Dalam perjalanan, pasukan melewati Al Hijr. Dahulu tempat ini merupakan kediaman kaum Tsamud yang durhaka. Di lembah itu orang-orang mengambil air untuk persediaan minum mengingat jalan masih sangat jauh. Namun, Rasulullah ﷺ bersabda, “Janganlah kalian minum air di sini dan jangan pula dipergunakan untuk berwudhu. Adonan gandum yang telah kalian campurkan dengan air tadi berikan saja kepada unta, jangan kalian makan sedikit pun. Jangan kalian memasuki tempat-tempat yang dahulu dipergunakan kaum Tsamud untuk menganiaya diri mereka sendiri, nanti kalian akan tertimpa musibah seperti yang menimpa mereka, kecuali jika kalian adalah orang-orang yang suka menangis jika mengingat dosa.” Rasulullah ﷺ segera mempercepat jalannya melewati lembah tersebut sambil menundukkan kepala. Di suatu tempat, pasukan berkemah dan Rasulullah ﷺ berpesan, “Malam ini janganlah kalian keluar jika tidak disertai seorang teman.” Pesan itu disampaikan karena Rasulullah ﷺ tahu bahwa tempat itu tidak pernah dilalui orang, dan hembusan pasir yang ganas sering mengubur orang maupun binatang. Akan tetapi malam itu ada dua orang yang melanggar pesan Rasulullah. Salah seorang menghilang dibawa angin dan yang satu lagi tewas tertimbun pasir. Perjalanan kembali dilanjutkan, tetapi para sahabat sangat khawatir karena persediaan air mereka kini tidak cukup. Maka Rasulullah pun berdoa. Dengan izin Allah, awan hitam datang bergulung-gulung dan turunlah hujan lebat yang memenuhi kebutuhan semua orang. Pada lain saat, dalam perjalanan itu persediaan makanan menipis dan para sahabat menderita kelaparan. Mereka meminta izin kepada Rasulullah ﷺ agar diperbolehkan menyembelih unta-unta. Namun Rasulullah memerintahkan agar semuanya mengumpulkan makanan yang tersisa. Setelah terkumpul Rasulullah berdoa. Setelah itu Beliau berkata, “Ambillah dan penuhilah kantong-kantong kalian.” Maka para sahabat memenuhi kantong-kantong mereka sampai penuh. Kemudian mereka makan sampai kenyang, namun makanan itu masih tersisa. Rasulullah pun mengucapkan kalimat syahadat dan bersabda, “Tidaklah seorang hamba pun yang mengucapkan kalimat itu tanpa ragu, maka kelak ketika berhadapan dengan Allah, ia pasti akan masuk surga.” Keberanian Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya menantang kekuatan yang jauh lebih besar, bersumber pada rasa percaya diri. Orang Islam adalah kaum yang sepatutnya percaya kepada diri sendiri. Sebab kekuatan yang ada pada dirinya digantungkannya kepada kekuatan yang mengatur alam, yaitu Allah *Pasukan Romawi Mundur* Akhirnya Rasulullah ﷺ tiba di Tabuk. Mereka segera menyiapkan diri untuk bertempur. Di hadapan pasukannya, Rasulullah berpidato dengan penuh semangat. Beliau mengingatkan akan kebaikan dunia dan akhirat yang bisa dicapai dengan berjuang sungguh-sungguh. Beliau juga memberi kabar gembira dan kabar kemenangan pasukan yang tadinya begitu letih, kini berubah menjadi pasukan berhati baja yang siap mati membela Islam. Kebulatan tekad pasukan Rasulullah ﷺ ini terdengar oleh musuh. Keberanian Romawi ciut mendengar kehebatan pasukan Muslim menyeberangi gurun tandus dan cuaca yang sangat panas dan ganas dengan bekal seadanya. Tidak akan ada satu pun kekuatan yang mampu menahan pasukan setangguh itu. Dihantui rasa takut, pasukan Romawi yang tersohor itu pun bergerak mundur sebelum lawannya terlihat. Mereka berpencar dan kembali ke daerah masing-masing. Kemenangan tanpa bertempur ini melambungkan nama pasukan Islam. Berduyun-duyun, para pembesar di daerah-daerah perbatasan Romawi mendatangi Rasulullah untuk berdamai. Para penduduk Jarba, Adzruh dan Aila menyatakan tunduk di bawah pemerintahan Muslim. Penduduk suatu daerah yang tunduk kepada pemerintah muslim namun tetap mempertahankan agama mereka, wajib membawa jizyah berupa sejumlah uang. Dengan demikian pasukan muslim akan datang membela apabila suatu saat musuh menyerang daerah itu. Penduduk Aila yang beragama Nasrani adalah termasuk di antara mereka yang membayar jizyah. Yuhanah bin Ru’bah pemimpin Aila datang dengan salib emas di dadanya. Ia membawa hadiah dan menandatangani perjanjian damai. Rasulullah pun memberinya mantel tenunan Yaman dan menerima Yuhanah dengan santun. Namun Ukaidir bin Abdul Malik Al Kindi, orang Nasrani yang memimpin penduduk Dumatul Jandal, malah meminta bantuan pasukan Romawi untuk melawan tentara muslim. Maka, Rasulullah memerintahkan Khalid bin Walid beserta 500 pasukan berkuda untuk melawannya. Dengan diam-diam tapi sangat cepat Khalid bin Walid menyerang pada waktu malam. Ia berhasil menawan Ukaidir yang tengah berburu lembu liar. Maka Dumatul Jandal pun takluk. Mereka menyerahkan 2.000 unta, 800 kambing, 400 wasaq gandum, dan 400 baju besi. Ukaidir pun masuk Islam di hadapan Rasulullah dan menjadi sekutu kaum muslimin. Keperkasaan pasukan muslim bersumber dari rasa percaya kepada Allah. Siapa saja yang percaya kepada Allah maka dia tidak akan merasa takut mengarungi lautan kehidupan. Dia tidak percaya bahwa akan ada kekuatan di alam ini yang sanggup merintanginya kalau tidak diizinkan oleh Allah. Dia tidak percaya bahwa dia akan ditimpa bahaya, kalau tidak telah tertulis lebih dahulu dalam ilmu Allah. Dia selalu berbaik sangka kepada Allah. *_Bersambung_*.Bagian 150.
*KISAH RASULULLAH ﷺ*
*Bagian 150* اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمد *Tiba di Madinah* Duapuluh hari lamanya Rasulullah ﷺ tinggal di Tabuk. Setelah itu beliau pulang bersama ribuan pasukan muslim. Mereka berhasil meraih kemenangan tanpa mengalami serangan sedikit pun. Namun bahaya sebenarnya belum berakhir. Khususnya bagi Rasulullah ﷺ sendiri. Dalam perjalanan pulang ini Rasulullah ﷺ melewati jalan di sebuah bukit. Saat itu beliau ditemani oleh Ammar bin Yasir yang memegang tali kekang unta Rasulullah ﷺ dan Hudzaifah bin Al-Yaman yang berjalan di depan. Diam-diam 12 orang munafik yang ikut pasukan muslim datang mengendap-endap. Mereka berniat membunuh Rasulullah ﷺ. Ini adalah kesempatan baik yang telah lama mereka tunggu dari sejak berangkat. Ketika itu pasukan muslim justru sedang berada di lembah jauh di bawah mereka. Namun Rasulullah ﷺ dan kedua sahabatnya mendengar gerakan 12 orang itu. Mereka bertiga menoleh ke belakang. Orang-orang munafik itu terkejut dan melarikan diri. Rasulullah ﷺ memerintahkan Hudzaifah untuk mengejar. Pengajaran itu sampai hampir berhasil karena Hudzaifah sudah bisa menjangkau unta-unta mereka dengan pukulan tongkatnya. Namun orang-orang itu berhasil berbaur di tengah pasukan muslim sehingga tidak terlihat lagi. Walaupun mereka berusaha menutupi wajah, Hudzaifah berhasil mengetahui nama-nama mereka dan memberitahukannya hanya kepada Rasulullah ﷺ saja. Sejak itu Hudzaifah dijuluki sebagai orang yang dapat memegang rahasia Rasulullah ﷺ. Setelah 55 hari meninggalkan Madinah, pasukan muslim kembali. Dari jauh terlihat samar-samar sebuah gundukan gunung. Rasulullah ﷺ bersabda, “Itu adalah gunung Uhud, ia mencintai kami dan kami pun mencintainya” Orang-orang di Madinah mendengar kedatangan pasukan dari kejauhan. Maka para wanita dan anak-anak keluar rumah untuk menyongsong pasukan dengan gembira. Mereka mengucapkan syair seperti yang dulu pernah dikumandangkan ketika Rasulullah ﷺ berhijrah dan tiba di Madinah. Rasulullah ﷺ berangkat ke Tabuk pada bulan Rajab dan tiba pada bulan Ramadan. Ini merupakan peperangan terakhir bagi beliau. Apa yang kemudian terjadi pada orang yang meninggalkan perang ? Tidakkah mereka malu berhadapan dengan pasukan yang kembali dengan kemenangan ini ? *Orang-orang yang Tidak Ikut Berperang* Begitu tiba di Madinah, Rasulullah ﷺ langsung masuk ke masjid dan sholat dua rakaat. Orang-orang munafik menjadi gelisah. Maka berduyun-duyunlah mereka menghadap Rasulullah ﷺ dan mengemukakan berbagai alasan, bahkan sampai bersumpah. Jumlah mereka mencapai 80 orang lebih. Meskipun tahu bahwa semua alasan itu dibuat-buat, Rasulullah ﷺ menerimanya, tetapi beliau serahkan apa yang ada di hati mereka kepada Allah Sedangkan Kaab bin Malik, Murarah bin Ar Rabi dan Hilal bin Umayyah berterus terang bahwa mereka lalai. Sebenarnya mereka dalam keadaan kuat dan mampu, namun mereka memutuskan untuk tidak berangkat. Rasulullah ﷺ bersabda, “Apa yang kalian katakan memang tidak bohong. Pergilah sampai Allah menentukan sendiri persoalanmu.” Kemudian Rasulullah ﷺ melarang kaum muslimin bercakap-cakap dengan ketiganya. Kaab menuturkan semua orang menjauhkan diri dari kami dan mereka berubah sikap terhadap kami sehingga aku merasa seolah-olah bumi yang kupijak ini bukanlah bumi yang kukenal!” Sementara Murarah bin Ar Robi dan Hilal bin Umayyah menghabiskan hari-hari mereka dengan berdiam diri di dalam rumah dan terus menangis penuh rasa sesal, Kaab yang masih muda dan berwatak keras tetap keluar rumah. Puluhan hari sudah ketiganya terasing entah sampai kapan, bahkan istri-istri mereka pun diperintahkan menjauh. Ketika itu datanglah sepucuk surat dari Raja Ghassan kepada Kaab bin Malik, Datanglah kepadaku engkau pasti kuterima dengan baik.” Kaab berkata pada dirinya sendiri, “Ini juga termasuk cobaan!”. Setelah itu, dilemparkannya surat itu ke dalam api. Berbeda dengan kedua temannya, Kaab masih terus datang ke masjid untuk sholat berjamaah. Dia bahkan memberi salam kepada Rasulullah ﷺ. Namun Kaab tidak bisa mendengar apakah Rasulullah ﷺ membalas salamnya atau tidak. Kaab menuturkan, “Kemudian aku sholat di dekat Rasulullah ﷺ sambil melirik kearah beliau. Ternyata pada saat aku masih sholat beliau memandangku, namun setelah selesai sholat dan aku menoleh kepadanya beliau yang memalingkan muka” Baru setelah 50 hari kemudian turunlah firman Allah yang memberi ketiganya ampunan : لَّقَد تَّابَ اللَّهُ عَلَى النَّبِىِّ وَالْمُهٰجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ الَّذِينَ اتَّبَعُوهُ فِى سَاعَةِ الْعُسْرَةِ مِنۢ بَعْدِ مَا كَادَ يَزِيغُ قُلُوبُ فَرِيقٍ مِّنْهُمْ ثُمَّ تَابَ عَلَيْهِمْ ۚ إِنَّهُۥ بِهِمْ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ "Sungguh, Allah telah menerima tobat Nabi, orang-orang Muhajirin, dan orang-orang Ansar, yang mengikuti Nabi pada masa-masa sulit, setelah hati segolongan dari mereka hampir berpaling kemudian Allah menerima tobat mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada mereka," وَعَلَى الثَّلٰثَةِ الَّذِينَ خُلِّفُوا حَتّٰىٓ إِذَا ضَاقَتْ عَلَيْهِمُ الْأَرْضُ بِمَا رَحُبَتْ وَضَاقَتْ عَلَيْهِمْ أَنْفُسُهُمْ وَظَنُّوٓا أَنْ لَّا مَلْجَأَ مِنَ اللَّهِ إِلَّآ إِلَيْهِ ثُمَّ تَابَ عَلَيْهِمْ لِيَتُوبُوٓا ۚ إِنَّ اللَّهَ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ "dan terhadap tiga orang yang ditinggalkan. Hingga ketika Bumi terasa sempit bagi mereka, padahal Bumi itu luas dan jiwa mereka pun telah (pula terasa) sempit bagi mereka serta mereka telah mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari (siksaan) Allah, melainkan kepada-Nya saja, kemudian Allah menerima tobat mereka agar mereka tetap dalam tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat, Maha Penyayang." يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصّٰدِقِينَ "Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan bersamalah kamu dengan orang-orang yang benar." (QS. At-Taubah 9: Ayat 117-119) Bagi Kaab bin Malik, Murarah Bin Ar-Rabi’ dan Hilal bin Umayyah hari itu adalah hari paling membahagiakan sejak mereka dilahirkan kedunia! Rasulullah ﷺ bersabda, “Sesungguhnya Allah mengulurkan tangannya pada waktu malam supaya orang-orang yang berbuat salah pada waktu siang bertobat, dan dia mengulurkan tangannya waktu siang agar orang-orang yang berdoa pada waktu malam bertobat sampai terbit matahari dari tenggelamnya. (hadits riwayat muslim dari Anas) *_Bersambung_*.
Jumlah Pengunjung
Silahkan dibagikan Kisah Rasulullah ini kepada saudara2 kita yg lain, semoga siapapun yg membagikan Kisah ini insyaallah akan dituliskan amal jariyah yang berlipat ganda oleh Allah SWT
Aamiin....
Barakallah fikum.
"Barangsiapa mengajak (manusia) kepada petunjuk, maka baginya pahala seperti pahala orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun..."HR.MUSLIM"